LAPORAN PRAKTIKUM
PENETRANT TEST
Rd Rani Lusianti
Risky
Pratama Putra
RR.
Alvina Rana Prabowo
Saadilah
Rasyid
2
Aeronautika
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami
teknik inspeksi menggunakan metode
penetrant test
2. Mampu
melakukan pendeteksian cacat permukaan / terbuka dengan metode penetrant test
3. Mampu
membandingkan metode penetrant test dengan metode NDT lain yang sudah diketahui
DASAR TEORI
Pengevaluasian atau inspeksi terhadap suatu diskontinyuitas
padakonstruksi yang menggunakan material logam, sebaiknya dilakukan secara
rutin, untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja, dan juga akan
mempermudah perawatannya. Untuk melakukan pengevaluasian atau inspeksi tersebut
diperlukan suatu metoda pengujian yang sekiranya mampu mendeteksi keberadaan
diskontinyuitas pada suatu logam material.Uji liquid penetrant merupakan salah
satu metoda pengujian jenis NDT (Non-Destructive Test) yang relatif mudah
dan praktis untuk dilakukan. Liquid Penetrant
Testing (LPT) adalah cara tanpa merusak (nondestructive means)
untuk melokalisir cacat pada permukaan (surface discontinuities)
berdasar kapilaritas atau aksi kapilar (Capillarity / Capillary Action).Uji
liquid penetran ini dapat digunakan untuk mengetahuidiskontinyuitas halus pada
permukaan seperti retak, berlubang ataukebocoran. Liquid penetrant dengan warna
tertentu (merah) meresap masuk kedalam diskontinyuitas, kemudian liquid
penetrant tersebut dikeluarkandari dalam diskontinyuitas dengan menggunakan
cairan pengembang(developer) yang
warnanya kontras dengan liquid penetrant (putih).3
Terdeteksinya diskontinyuitas adalah dengan timbulnya bercak-bercak merah
(liquid penetrant) yang keluar dari dalam diskontinyuitas . Diskontinyuitas
yang mampu dideteksi dengan pengujian
ini adalah diskontinyuitas yang bersifat terbuka dengan prinsip
kapilaritas seperti pada gambar .
Deteksi diskontinyuitas dengan cara ini tidak terbatas padaukuran, bentuk arah
diskontinyuitas, struktur bahan maupun komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap kedalam
celah diskontinyuitas yang sangat kecil. Pengujian penetrant tidak dapat
mendeteksi kedalaman dari diskontinyuitas. Proses ini banyak digunakan untuk
menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity),
lapisan-lapisan bahan,dll. Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada
logam ferrous dan non ferrous saja tetapi juga pada ceramics, plastic, gelas,
dan benda-benda hasil powder metalurgi.
Penggunaan uji
liquid penetrant ini sangat terbatas, misalnya :
1.
Keretakan atau kekeroposan
yang ada dapat dideteksi jika keretakan tersebut merembat
hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakanyang
ada dibawah permukaan benda, tidak akan terdeteksi dengan menggunakan
metoda pengujian ini.
2.
Pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori
juga dapat mengakibatkan indikasi palsu.
3. Metoda
pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda- benda hasil hasil
metallurgy yang kurang padat.
Klasifikasi liquid
penetrant sesuai cara pembersihannya
Liquid penetrant
bila dilihat dari cara pembersihannya dapatdiklasifikasikan menjadi tiga macam
metoda dan ketiganya
memiliki perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu system bergantung
padafaktor-faktor :
1.
Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki
2.
Karakteristik umum discuntinuity/keretakan logam
3.
Waktu dan tempat penyelidikan
4.
Ukuran benda kerja
Metoda pengujian liquid penetran ini diklasifikasikan sesuaidengan cara
pembersihannya, yaitu :
1.Water Washable Penetrant System
Sistem liquid penetrant ini dapat berupa fluorescent.
Proses pengerjaannya cepat dan efisien. Pembilasan harus dilakukan
secarahati-hati, karena liquid penetran dapat terhapus habis dari
permukaandiskontinyuitas.
2.Post Emulsifible System
Biasa digunakan untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil,menggunakan
penetrant yang tidak dapat dibasuh dengan air. Penetrant jenis ini
dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat
penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang dibiarkan pada permukaan
spesimen.
3.Solvent Removable System
Solvent removable sistem digunakan pada saat pre cleaning
dan pembasuhan penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli.
Pembersihan penetrant secara optimum dapat dicapai dengan cara
mengelap permukaan benda kerja dengan lap
yang telah dilembabkan dengansolvent. Tahap akhir dari pengelapan
dilakukan dengan menggunakankain kering. Penetrant juga dapat dihilangkan
dengan cara membanjiri permukaan
benda kerja dengan solvent.
Klasifikasi liquid
penetrant berdasarkan pengamatannya
Berdasarkan
pengamatannya ada tiga jenis liquid penetrant, yaitu:
1.Visible Penetrant
Pada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini
ditunjukkan pada penampilannya uang contrast terhadap latar belakang
warnadevelopernya. Proses ini tidak membutuhkan pencahayaan ultra violet,tetapi
membutuhkan cahaya putih minimal 1000 lux untuk pengamatan.
2.Fluorescent Penetrant Liquid
penetrant ini adalah yang dapat berkilau bila
disensivitasfluorescent penetrant bergantung pada kemampuannya
untuk menampilkan diri terhadap cahaya ultra violet yang lemah padaruangan
yang gelap.
3.Dual Sensitivity Penetrant
Pada system ini, specimen mengalami dua kali pengujian yaitu
visible penetrant dan fluorescent penetrant, sehingga dengan dual
sensitivitydapat diperoleh hasil dengan ketelitian yang lebih tinggi dan
akurat.
Acceptance Criteria
Dalam uji ini material dapat dinyatakan memiliki cacat yang harus di reject apabila
material tersebut secara umum memiliki ukuran cacat yang lebih dari 1,6mm. dan
material tersebut dapat diterima apabila permukaannya bebas dari :
1.
Linier indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi linier apabila pada cacattersebut
memiliki panjang lebih dari 3 kali lebarnya.
2.
Rounded indication
Suatu
cacat dikatakan memiliki indikasi lingkaran apabila padacacat tersebut memili
panjang kurang dari 3 kali lebarnya.
·
Material tersebut akan di reject apabila
memiliki panjang atau lebar indikasi lingkaran lebih dari 4,8 mm.
·
Material tersebut akan di reject apabila
memiliki 4 ataulebih indikasi lingkaran yang tersusun dalam satu baris,dengan jarak antara indikasi lingkaran kurang
dari 1,6mm.
Maka, apabila
permukaan suatu material bebas dari kedua indikasi yang telah disebutkan di atas, material tersebut dapat diterima.
ALAT DAN BAHAN
Alat
dan bahan yang digunakan dalam percobaan
ini adalah :
a. Alat
1. Penggaris
2. Kain
3. Stop Watch
4. Lampu
5. Light Intensity
b. Bahan
1. Spesimen Uji
a. Part Name : Plate
b. Part No. : MT-5866
c. Material : Carbon Steel
2. Cleaner (SKC-S ; Batch No.
1DE03K)
3. Penetrant (SKL-SP1; Batch
No. 08E17K)
4. Developer (SKD-S2 ; Batch
No. 07K13K)
PROSEDUR
PRAKTIKUM
a. Sebelum Praktikum
1.
Memeriksa kelengkapan peralatan penetran test
kit yang akan digunakan
2.
Mencatat semua data yang diperlukan pada laporan
nati yang didapat dari seluruh peralatan yang digunakan (spesfikasi
material / alat, batch number product, serial number alat).
3.
Memastikan semua bahan maupun peralatan bantu
yang akan digunakan dalam pelaksanaan praktikum penetrant test ini sperti
specimen uji, sikat kawat dan kain pembersih (majun).
b. Saat
Praktikum
1.
Membersihakan permukaan benda uji yang akan
dilakukan pentrant test denganmenggunakan bahan maupun peralatan sesuai dengan
kondisi permukaan benda uji.
2.
Melakukan pemberian penetran pada permukaan yang
akan dievaluasi kondisi cacatnyadengan cara menyemprotkan penetrant secukupnya
secara merata.
3.
Membiarkan penetrant berada di permukaan benda
uji selama 10menit (dwell time) bergantung pada bahan specimen uji dan produk
penetrant yang digunakan.
4.
Membersihkan penetrant dari permukaan beda uji
dengan cara sesuai dengan jenis penetrant yang digunakan (dalam hal ini
adalah jenis solvent base penetrant), sehinggadapat langsung dibersihkan dengan
menggunakan kain pembersih dan cleaner / remover secukupnya bila perlu.
5.
Memberikan waktu sebentar agar kemungkinan
cleaner / remover yang ada dapat mengering.
6.
Menyemprotkan developer secara merata keseluruh
permukaan benda uji secukupny adan biarkan selama 10 menit (dwell time)
bergantung pada produk developer yangdigunakan.
7.
Melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap semua
indikasi yang ada.
c. Selesai Praktikum
1.
Membersihkan permukaan benda uji dari
bahan-bahan penetrant test yang menepeldengan menggunakan kain maupun cleaner /
remover bila perlu.
2.
Membersihkan semua peralatan dan tempat praktek,
kembalikan / smpan peralatan dan bahan peraktikum pada tempat yang
ditentukan (laporkan kepada petugas laboratoriumuntuk dibereskan).
3.
Membuat laporan sementara hasil praktikum segera
terutama cacat semua data yangdiperlukan untuk pembuatan laporan lengkap (nama
alat/bahan, spesifikasi, batchnumber, serial number, gambar skets dan ukuran
indikasi cacat yang ditemukan selama praktikum).
ANALISA
White Light Intensity = 1450
lux/fc
Ambient White
Light = 280
lux/fc
Dari gambar diatas terlihat bahwa terdapat cacat pada daerah las-lasan.
Jumlah cacat yang kami temukan adalah dua buah.
Cacat yang pertama (no.1 pada
gambar diatas ) merupakan cacat linear yang mempunyai panjang 2 mm. Berdasarkan
acceptance standards maka cacat ini masih bisa diterima karena ukurannya yang
kecil.
Caat yang kedua (no.2 pada gambar diatas) juga merupakan cacat linear dan
mempunyai panjang 20 mm. Berdasarkan acceptance standards maka cacat ini tidak
dapat diterima (rejected) karena ukurannya termasuk pada ukuran yang tidak disyaratkan
.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa terdapat
discontinuity pada material yakni berupadiscontinuity garis (linear) yang
memanjang pada permukaan material .
Pada percobaan ini kami menemukan 2 discontinuity pada permukaan material yaitu :
1. Diskontinuity
liniear dengan p= 2 mm
2. Diskontinuity
rounded dengan p= 20 mm
Hasil dari discontinuity didapatkan :
1. flaw no.1 =
diterima (accepted)
2. flaw no.2 =
ditolak (rejected)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar