MEKANIKA FLUIDA
“WIND TUNNEL”
Kelompok 4 :
Risky 25
RR. Alvina 26
Saadilah 27
Tria Satria
28
Ujang W 29
Ulfi 30
Yusuf A 31
Zaskia 32
POLITEKNIK
NEGERI BANDUNG
2012
I. LATAR BELAKANG
Latar Belakang Percobaan I ( Venturimeter)
Kebutuhan untuk
mengetahui besarnya kelajuan suatu fluida dalam hal ini adalah gas, maka dari
itu dibutuhkan alat pengukur yang mampu mengukur besarnya kelajuan fluida yang
akurat dan mudah. Yang selanjutnya kelajuan itu dapat digunakan untuk mendapatkan
tekanan fluida tersebut, sehingga kita dapat mengukur debit aliran fluida.
Alat-alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan suatu fluida adalah
Venturimeter dan Pitot Tube. Maka dari itu dilakukan percobaan venturemeter dan
pitot tube.
Latar Belakang percobaan II (Orifice Plate)
Kebutuhan untuk
mengetahui besarnya kelajuan suatu fluida dalam hal ini adalah gas, maka dari
itu dibutuhkan alat pengukur yang mampu mengukur besarnya kelajuan fluida yang
akurat dan mudah di operasikan. Yang selanjutnya kelajuan itu dapat digunakan
untuk mendapatkan tekanan fluida tersebut, sehingga kita dapat mengukur debit
aliran fluida. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan suatu fluida
adalah Orifice plate dan Pitot Tube. Maka dari itu dilakukan percobaan Orifice
plate dan pitot tube.
Latar Belakang percobaan III (Distribusi Kecepatan)
Kebutuhan untuk
mengetahui besarnya distribusi kecepatan berdasarkan pada suatu fluida, gas di
gunakan sebagai fluida kerja standar untuk mengetahui ragam distribusi
kecepatan berdasarkan pada posisi pitot tube di dalam pipa. maka dari itu di
butuhkan alat pengukur yang mampu mengukur besarnya distribusi kecepatan fluida
yang akurat dan mudah di operasikan.Yang selanjutnya hasil proyeksi dari
pengukuran distribusi kecepatan fluida, dapat menggambarkan distribusi
kecepatan dari pipa tersebut.
II. DASAR TEORI
Venturi meter dan tabung pitot
Venturi meter
Venturimeter adalah alat yang
berdasarkan pada tabung venture yaitu alat yang dipasang dalam suatu pipa
aliran untuk mengukur kelajuan cairan.
Alat ini bekerja
berdasarkan Efek Venturi.
Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida,
misalnya menghitung laju aliran air atau minyak yang mengalir melalui pipa.
Venturimeter digunakan sebagai pengukur volume fluida misalkan minyak yang
mengalir tiap detik.
Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan.
Venturimeter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit, dengan demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan.
Tabung pitot
Tabung pitot digunakan
untuk mengukur laju aliran gas pada suatu pipa. Tabung pitot digunakan untuk
mengukur kecepatan fluida di suatu titik pada fluida itu
Cara Kerja
Venturi meter
Fluida yang mengalir
dalam pipa mempunyai massa jenis ρ. Kecepatan fluida mengalir pada pipa sebelah
kanan, maka tekanan pada pipa sebelah kiri lebih besar. Perbedaan tekanan
fluida di dua tempat tersebut diukur oleh manometer yang diisi dengan fluida
dengan massa jenis ρ’ dan manometer menunjukkan bahwa perbedaan ketinggian
permukaan fluida di kedua sisi adalah H. Dengan menggunakan persamaan
kontinuitas dan Persamaan Bernouli, diperoleh :
Keterangan :
v1 = kecepatan pipa yang besar, satuannya m/s
h = beda tinggi cairan pada kedua tabung, satuannya m
A = Luas penampang pipa yang besar, satuannya m2
A2 = Luas penampang pipa yang kecil, satuannya m2
h = beda tinggi cairan pada kedua tabung, satuannya m
A = Luas penampang pipa yang besar, satuannya m2
A2 = Luas penampang pipa yang kecil, satuannya m2
Tabung Pitot
Lubang yang menuju ke
kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran udara. Karenanya, laju aliran
udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang dan udara berhenti
ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan
manometer sama dengan tekanan udara di titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip seperti si venturi meter, bedanya si tabung pitot ini dipakai untuk mengukur laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi. Di bawah ini adalah turunan persamaannya :
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip seperti si venturi meter, bedanya si tabung pitot ini dipakai untuk mengukur laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi. Di bawah ini adalah turunan persamaannya :
Perhatikan persamaan 1 dan persamaan 2. Ruas
kiri-nya sama (P2 – P1). Karenanya persamaan 1 dan 2 bisa dirubah menjadi
seperti ini :
Keterangan :
V = kelajuan gas, satuannya m/s
h = beda tinggi air raksa, satuannya m
A1 = Luas penampang pipa yang besar, satuannya m2
A2 = Luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer), satuannya m2
ρ = massa jenis gas, satuannya kg/m3
ρ’ = massa jenis cairan pada manometer, satuannya kg/m3
h = beda tinggi air raksa, satuannya m
A1 = Luas penampang pipa yang besar, satuannya m2
A2 = Luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer), satuannya m2
ρ = massa jenis gas, satuannya kg/m3
ρ’ = massa jenis cairan pada manometer, satuannya kg/m3
Venturimeter
Venturimeter biasa digunakan untuk pengaturan aliran bensin dalam system pengapian pada kendaraan bermotor.
Venturimeter biasa digunakan untuk pengaturan aliran bensin dalam system pengapian pada kendaraan bermotor.
Tabung pitot
Tabung pitot atau pipa pitot ini merupakan suatu peralatan yang dapat dikembangkan sebagaipengukur kecepatan gerak pesawat terbang.
Tabung pitot atau pipa pitot ini merupakan suatu peralatan yang dapat dikembangkan sebagaipengukur kecepatan gerak pesawat terbang.
Pengukuran Aliran
Pengukuran aliran
adalah pengukuran kapasitas aliran atau laju aliran massa atau laju aliran
volume. Pada bab ini akan dibahas alat-alat dan perhitungan aliran. Ditinjau
dari jenis aliran fluida, yaitu aliran saluran tertutup dan saluran aliran terbuka,
maka alat pengukuran aliran secara umum juga akan diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu pengukuran aliran terbuka dan mengukuran aliran tertutup. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada
ketelitian, kemampuan pengukuran, harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan
keawetan alat ukur tersebut. Adapun persamaan dasar yang dipergunakan dalam
menganalisa pengukuran aliran adalah persamaan kontinuitas, persamaan Bernoulli
dan perhitungan head loss aliran.
Pengukuran Aliran
Interal
Pengukuran aliran
internal dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :1. metode langsung2. metode
pembatasannosel, venturi, orifice, elemen aliran laminer,3. metode linier;float
meter, rotameter, turbin flowmeter, vortex flow meter,electromagnetik flow
meter, magnetik flow meter, ultrasonic4. metode pembagian ( pitot tube,
anemometer).
Metode Langsung
Metode langsung
pengukuran aliran dapat dilakukan dengan menggunakan volume atau massa fluida
dalam selang waktu tertentu. Pada selang waktu yang lama dan diukur secara
tepat, serta pengukuran volume atau massa diukur secara tepat, maka pengukuran
ini tidak memerlukan kalibrasi. Pengukurab laju aliran volume atau massa dengan
metode langsung ini cukup teliti. Akan tetapi apabila fluida yang diukur adalah
gas, maka efek kompresibilitasnya harus diperhitungkan.
Metode pembatasan
Metode pembatasan ini
mengukur perbedaan tekanan antara dua penampang aliran yang sebanding dengan
laju aliran. Perhitungan laju aliran teoritis dapat dilakukan berdasarkan hokum
kontinuitas dan persamaan Bernoull. Kapasitas aliran sebenarnya dapat
ditentukan dengan memperhitungkan faktor koreksi dari masing-masing alat ukur
yang ditentukan secara empiris.
ORIFICE PLATE
Orifice Plate adalah
sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur laju aliran fluida. Menggunakan
prinsip yang sama sebagai Venturi nozzle, yaitu prinsip Bernoulli yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara tekanan fluida dan kecepatan fluida.
Ketika meningkatkan kecepatan, tekanan berkurang dan sebaliknya.
Orifice Plate(Sebuah plat lubang)
adalah pelat tipis dengan lubang di tengah. Hal ini biasanya ditempatkan dalam
pipa aliran fluida di mana. Ketika cairan mencapai pelat orifice, dengan lubang
di tengah, cairan dipaksa untuk berkumpul untuk pergi melalui lubang kecil,
titik konvergensi maksimum sebenarnya terjadi tak lama hilir orifice fisik,
pada titik kava disebut contracta (lihat gambar sebelah kanan). Seperti tidak
demikian, kecepatan dan perubahan tekanan. Di luar contracta vena, cairan
mengembang dan kecepatan dan tekanan perubahan sekali lagi. Dengan mengukur
perbedaan tekanan fluida antara bagian pipa normal dan di vena contracta,
tingkat aliran volumetrik dan massa dapat diperoleh dari persamaan Bernoulli.
Penggunaan
Orifice
Plate yang paling sering digunakan untuk pengukuran kontinyu cairan di dalam
pipa. Mereka juga digunakan dalam beberapa sistem sungai kecil untuk mengukur
aliran di lokasi di mana sungai melewati gorong-gorong atau saluran. Hanya
sebagian kecil sungai sesuai untuk penggunaan teknologi sejak piring harus
tetap sepenuhnya terendam yaitu pendekatan pipa harus penuh, dan sungai harus
secara substansial bebas dari puing-puing.
Dalam
lingkungan alam pelat orifice besar digunakan untuk mengontrol aliran bantuan
selanjutnya dalam bendungan banjir. dalam struktur sebuah bendungan rendah
ditempatkan di seberang sungai dan dalam operasi normal air mengalir melalui
pelat orifice leluasa sebagai lubang secara substansial lebih besar dari bagian
aliran normal cross. Namun, dalam banjir, naik laju alir dan banjir keluar
pelat orifice yang dapat kemudian hanya melewati aliran ditentukan oleh dimensi
fisik lubang tersebut. Arus ini kemudian diadakan kembali di belakang bendungan
yang rendah dalam reservoir sementara yang perlahan dibuang melalui mulut
ketika banjir reda.
Dengan
asumsi steady-state, mampat (densitas fluida konstan), inviscid, aliran laminar
dalam pipa horizontal (tidak ada perubahan elevasi) dengan kerugian gesekan
dapat diabaikan, persamaan Bernoulli tereduksi menjadi persamaan yang berkaitan
dengan konservasi energi antara dua titik pada sama arus :
Atau
Dengan persamaan kontinuitas:
atau
V 1 = Q / A 1 dan V 2
= Q / A 2:
Penyelesaian untuk Q:
dan:
Ungkapan di atas untuk Q memberikan laju aliran volume
teoritis. Memperkenalkan beta faktor β = d2 / d1 serta koefisien debit Cd:
Dan akhirnya
memperkenalkan C meter koefisien yang didefinisikan sebagai
untuk mendapatkan
persamaan akhir untuk aliran volumetrik cairan melalui mulut:
Mengalikan dengan
kepadatan fluida untuk mendapatkan persamaan untuk tingkat aliran massa pada
setiap bagian dalam pipa:
Q = laju aliran volumetrik (pada setiap bagian-silang), m³ / s
= laju aliran massa (pada setiap bagian-silang), kg / s
Cd = koefisien debit, berdimensi
C = koefisien aliran orifice, berdimensi
A1 = luas penampang pipa, m²
Penampang A2 = luas lubang orifice, m²
d1 = diameter pipa, m
d2 = diameter lubang orifice, m
β = rasio diameter lubang orifice diameter pipa, berdimensi
V1 = hulu kecepatan m, cairan / s
V2 = kecepatan fluida melalui lubang orifice m, / s
P1 = tekanan fluida hulu, Pa dengan dimensi kg / (• m s ²)
P2 = tekanan hilir fluida, Pa dengan dimensi kg / (• m s ²)
ρ = densitas fluida, kg / m³
Menderivasi persamaan di atas digunakan penampang dari lubang orifice dan tidak realistis menggunakan minimum cross-section di contracta vena. Selain itu, kerugian gesek tidak mungkin dapat diabaikan dan viskositas dan efek turbulensi dapat hadir. Untuk alasan itu, koefisien debit Cd diperkenalkan. Metode ada untuk menentukan koefisien debit sebagai fungsi dari bilangan Reynolds.
Parameter
Sebuah lubang hanya bekerja dengan baik bila diaktifkan dengan profil aliran sepenuhnya dikembangkan. Hal ini dicapai dengan panjang hulu panjang (diameter pipa 20 hingga 40, tergantung pada bilangan Reynolds) atau penggunaan kondisioner aliran. Orifice piring kecil dan murah tetapi tidak memulihkan penurunan tekanan serta nosel venturi tidak. Jika memungkinkan ruang, meter venturi lebih efisien daripada sebuah flowmeter.
Secara umum, persamaan (2) berlaku hanya untuk arus mampat. Hal ini dapat dimodifikasi dengan memperkenalkan faktor ekspansi Y untuk menjelaskan kompresibilitas gas.
Y adalah 1,0 untuk cairan mampat dan dapat dihitung untuk gas kompresif.
Perhitungan faktor ekspansi
Faktor ekspansi Y, yang memungkinkan untuk perubahan dalam kepadatan gas ideal seperti memperluas isentropically, diberikan oleh:
Untuk nilai β kurang dari 0,25, pendekatan β4 0 dan istilah tanda kurung terakhir pada persamaan di atas pendekatan 1. Dengan demikian, untuk sebagian besar instalasi pelat orifice:
dimana:
Y = Ekspansi faktor, berdimensi
r = P2 / P1
k = rasio panas spesifik (cp / cv), berdimensi
Mensubstitusikan persamaan (4) ke dalam persamaan laju aliran massa (3):
Dan :
dan dengan demikian, persamaan akhir untuk non-tersedak (yaitu, sub-sonik) aliran gas ideal melalui lubang bagi nilai β kurang dari 0,25:
Menggunakan hukum gas ideal dan faktor kompresibilitas (yang mengoreksi untuk gas non-ideal), persamaan praktis diperoleh untuk aliran non-tercekik gas riil melalui lubang bagi nilai β kurang dari 0,25:
Mengingat bahwa
Dan (hukum gas ideal dan faktor kompresibilitas)
dimana:
k = rasio panas spesifik (cp / cv), berdimensi
\ Dot {m} = laju aliran massa pada setiap kg, bagian / s
Q1 = laju alir gas hulu riil, m³ / s
C = koefisien aliran orifice, berdimensi
Penampang A2 = luas lubang orifice, m²
ρ1 = hulu kepadatan gas nyata, kg / m³
P1 = tekanan gas hulu, Pa dengan dimensi kg / (• m s ²)
P2 = tekanan hilir, Pa dengan dimensi kg / (• m s ²)
M = gas molekul massa, kg / mol (juga dikenal sebagai berat molekul)
R = UU Gas Universal Konstanta = 8,3145 J / (mol K •)
T1 = suhu mutlak gas hulu, K
Z = kompresibilitas gas faktor pada P1 dan T1,berdimensi
III. DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN I (VENTURIMETER)
1. Pada
rpm 1300
a. Micromanometer
(tabung pitot)
H1 = 13.5 mm H2 – H1 = 1 mm
H2 = 14.5
mm
b.
Micrometer (venturimeter)
H1 = 16 mm H2 – H1 = 17.5 mm
H2 = 33.5
mm
2. Pada
rpm 1400
a. Micromanometer
(tabung pitot)
H1 = 13.5 mm H2 – H1 = 1.5 mm
H2 = 15
mm
b. Micrometer
(venturimeter)
H1 = 16 mm H2 – H1 = 16.5 mm
H2 = 32.5
mm
PERCOBAAN II (ORIFICE PLATE)
1. Pada
rpm 1300
a. Micromanometer
(tabung pitot)
H1 = 16.25
mm H2 – H1 = 6.75 mm
H2 = 23
mm
b. Micrometer
(orifice plate)
H1 = 15.6 mm H2 – H1 = 16.9 mm
H2 = 32.5
mm
2. Pada
rpm 1400
a. Micromanometer
(tabung pitot)
H1 = 16.25
mm H2 – H1 = 6.5 mm
H2 =
22.75 mm
b. Micrometer (orifice plate)
H1
= 15.6 mm H2 – H1 = 16.4 mm
H2 = 32
mm
PERCOBAAN III (DISTRIBUSI KECEPATAN)
1. Pada
rpm 1300
Micromanometer (tabung
pitot)
H1 = 14.4 mm
Ketinggian
|
1300
rpm
|
1400
rpm
|
||
H2
(mm)
|
H2
– H1 (mm)
|
H2 (mm)
|
H2
– H1 (mm)
|
|
1
|
15.5
|
1.1
|
15.4
|
1.0
|
2
|
15.5
|
1.1
|
15.5
|
1.1
|
3
|
15.7
|
1.3
|
15.7
|
1.3
|
4
|
15.7
|
1.3
|
15.7
|
1.3
|
5
|
15.6
|
1.2
|
15.8
|
1.4
|
6
|
15.5
|
1.1
|
15.8
|
1.4
|
7
|
15.5
|
1.1
|
15.9
|
1.5
|
8
|
15.5
|
1.1
|
15.8
|
1.4
|
9
|
15.4
|
1.0
|
15.7
|
1.3
|
10
|
15.6
|
1.2
|
15.7
|
1.3
|
11
|
15.6
|
1.2
|
15.7
|
1.3
|
12
|
15.6
|
1.2
|
15.6
|
1.2
|
13
|
15.4
|
1.0
|
15.5
|
1.1
|
14
|
15.3
|
0.9
|
15.4
|
1.0
|
15
|
15
|
0.6
|
15
|
0.6
|
IV. KALKULASI DATA
Percobaan 1
Pada rpm 1300
Pada rpm 1400
Pada rpm 1300
Pada rpm 1400
Percobaan 2
Pada rpm 1300
Pada
rpm 1400
Orifice Plate
Percobaan 3
Pada
rpm 1300
Pada
rpm 1400
Pada
rpm 1300
Pada rpm 1400
Tidak ada komentar:
Posting Komentar