Selasa, 15 Januari 2013

NDT : penetrant test



LAPORAN PRAKTIKUM
PENETRANT TEST


Rd Rani Lusianti
Risky Pratama Putra
RR. Alvina Rana Prabowo
Saadilah Rasyid

2 Aeronautika
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TUJUAN PRAKTIKUM
1.     Memahami teknik inspeksi menggunakan  metode penetrant test
2.     Mampu melakukan pendeteksian cacat permukaan / terbuka dengan metode penetrant test
3.     Mampu membandingkan metode penetrant test dengan metode NDT lain yang sudah diketahui
DASAR TEORI
Pengevaluasian atau inspeksi terhadap suatu diskontinyuitas padakonstruksi yang menggunakan material logam, sebaiknya dilakukan secara rutin, untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja, dan juga akan mempermudah perawatannya. Untuk melakukan pengevaluasian atau inspeksi tersebut diperlukan suatu metoda pengujian yang sekiranya mampu mendeteksi keberadaan diskontinyuitas pada suatu logam material.Uji liquid penetrant merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT (Non-Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan. Liquid Penetrant Testing (LPT) adalah cara tanpa merusak (nondestructive means) untuk melokalisir cacat pada permukaan (surface discontinuities) berdasar kapilaritas atau aksi kapilar (Capillarity / Capillary Action).Uji liquid penetran ini dapat digunakan untuk mengetahuidiskontinyuitas halus pada permukaan seperti retak, berlubang ataukebocoran. Liquid penetrant dengan warna tertentu (merah) meresap masuk kedalam diskontinyuitas, kemudian liquid penetrant tersebut dikeluarkandari dalam diskontinyuitas dengan menggunakan cairan pengembang(developer) yang warnanya kontras dengan liquid penetrant (putih).3 
Terdeteksinya diskontinyuitas adalah dengan timbulnya bercak-bercak  merah (liquid penetrant) yang keluar dari dalam diskontinyuitas . Diskontinyuitas yang mampu dideteksi dengan pengujian  ini adalah diskontinyuitas yang bersifat terbuka dengan prinsip kapilaritas seperti pada gambar . Deteksi diskontinyuitas dengan cara ini tidak terbatas padaukuran, bentuk  arah  diskontinyuitas, struktur bahan maupun komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap kedalam celah diskontinyuitas yang sangat kecil. Pengujian penetrant tidak dapat mendeteksi kedalaman dari diskontinyuitas. Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity), lapisan-lapisan bahan,dll. Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja tetapi juga pada ceramics, plastic, gelas, dan benda-benda hasil  powder  metalurgi.
Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas, misalnya :
1.     Keretakan  atau  kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakan tersebut merembat hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakanyang ada dibawah permukaan benda, tidak akan terdeteksi dengan menggunakan  metoda pengujian ini.
2.     Pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan indikasi palsu.
3.     Metoda pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda- benda hasil hasil metallurgy yang kurang padat. 



 



Klasifikasi liquid penetrant sesuai cara pembersihannya
Liquid penetrant bila dilihat dari cara pembersihannya dapatdiklasifikasikan menjadi tiga macam metoda dan  ketiganya memiliki perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu system bergantung padafaktor-faktor :
1.     Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki
2.     Karakteristik umum discuntinuity/keretakan logam
3.     Waktu dan tempat penyelidikan
4.     Ukuran benda kerja
Metoda pengujian liquid penetran ini diklasifikasikan sesuaidengan cara pembersihannya, yaitu :

1.Water Washable Penetrant System
Sistem liquid penetrant ini dapat berupa fluorescent. Proses pengerjaannya cepat dan efisien. Pembilasan harus dilakukan secarahati-hati, karena liquid penetran dapat terhapus habis dari permukaandiskontinyuitas.
2.Post Emulsifible System
Biasa digunakan untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil,menggunakan penetrant yang tidak dapat dibasuh dengan air. Penetrant jenis ini dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang dibiarkan pada permukaan spesimen.
3.Solvent Removable System
Solvent removable sistem digunakan pada saat pre cleaning dan pembasuhan penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan penetrant secara optimum dapat dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dengan lap yang telah dilembabkan dengansolvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan menggunakankain kering. Penetrant juga dapat dihilangkan dengan cara membanjiri permukaan benda kerja dengan solvent.
Klasifikasi liquid penetrant berdasarkan pengamatannya
Berdasarkan pengamatannya ada tiga jenis liquid penetrant, yaitu:
1.Visible Penetrant
Pada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini ditunjukkan pada penampilannya uang contrast terhadap latar belakang warnadevelopernya. Proses ini tidak membutuhkan pencahayaan ultra violet,tetapi membutuhkan cahaya putih minimal 1000 lux untuk  pengamatan.

2.Fluorescent Penetrant Liquid
 penetrant ini adalah yang dapat berkilau bila disensivitasfluorescent penetrant bergantung pada kemampuannya untuk menampilkan diri terhadap cahaya ultra violet yang lemah padaruangan yang gelap.
3.Dual Sensitivity Penetrant
Pada system ini, specimen mengalami dua kali pengujian yaitu visible penetrant dan fluorescent penetrant, sehingga dengan dual sensitivitydapat diperoleh hasil dengan ketelitian yang lebih tinggi dan akurat.
Acceptance Criteria
Dalam uji ini material dapat dinyatakan memiliki cacat yang harus di reject apabila material tersebut secara umum memiliki ukuran cacat yang lebih dari 1,6mm. dan material tersebut dapat diterima apabila permukaannya bebas dari :
1.     Linier indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi linier apabila pada cacattersebut memiliki panjang lebih dari 3 kali lebarnya.
2.     Rounded indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi lingkaran apabila padacacat tersebut memili panjang kurang dari 3 kali lebarnya.
·        Material tersebut akan di reject  apabila memiliki panjang atau  lebar  indikasi lingkaran lebih dari 4,8 mm.
·        Material tersebut akan di reject  apabila memiliki 4 ataulebih indikasi lingkaran yang tersusun dalam satu baris,dengan jarak antara indikasi lingkaran kurang dari 1,6mm.
Maka, apabila permukaan suatu material bebas dari kedua indikasi yang   telah disebutkan di atas, material  tersebut dapat diterima.
ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam  percobaan ini adalah :
a.     Alat
1.     Penggaris
2.     Kain
3.     Stop Watch
4.     Lampu
5.     Light Intensity

b.     Bahan
1.     Spesimen Uji
a.     Part Name  : Plate
b.     Part No.      : MT-5866
c.      Material      : Carbon Steel
2.     Cleaner (SKC-S ; Batch No. 1DE03K)
3.     Penetrant (SKL-SP1; Batch No. 08E17K)
4.     Developer (SKD-S2 ; Batch No. 07K13K)

















 
PROSEDUR PRAKTIKUM
a.   Sebelum Praktikum
1.     Memeriksa kelengkapan peralatan penetran test kit yang akan digunakan
2.     Mencatat semua data yang diperlukan pada laporan nati yang didapat dari seluruh peralatan yang digunakan (spesfikasi material / alat, batch number product, serial number alat).
3.     Memastikan semua bahan maupun peralatan bantu yang akan digunakan dalam pelaksanaan praktikum penetrant test ini sperti specimen uji, sikat kawat dan kain pembersih (majun).
b. Saat Praktikum
1.     Membersihakan permukaan benda uji yang akan dilakukan pentrant test denganmenggunakan bahan maupun peralatan sesuai dengan kondisi permukaan benda uji.
2.     Melakukan pemberian penetran pada permukaan yang akan dievaluasi kondisi cacatnyadengan cara menyemprotkan penetrant secukupnya secara merata.
3.     Membiarkan penetrant berada di permukaan benda uji selama 10menit (dwell time) bergantung pada bahan specimen uji dan produk penetrant yang digunakan.


4.     Membersihkan penetrant dari permukaan beda uji dengan cara sesuai dengan jenis penetrant yang digunakan (dalam hal ini adalah jenis solvent base penetrant), sehinggadapat langsung dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih dan cleaner / remover secukupnya bila perlu.
5.     Memberikan waktu sebentar agar kemungkinan cleaner / remover yang ada dapat mengering.
6.     Menyemprotkan developer secara merata keseluruh permukaan benda uji secukupny adan biarkan selama 10 menit (dwell time) bergantung pada produk developer yangdigunakan.
7.     Melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap semua indikasi yang ada.

c. Selesai Praktikum
1.     Membersihkan permukaan benda uji dari bahan-bahan penetrant test yang menepeldengan menggunakan kain maupun cleaner / remover bila perlu.
2.     Membersihkan semua peralatan dan tempat praktek, kembalikan / smpan peralatan dan bahan peraktikum pada tempat yang ditentukan (laporkan kepada petugas laboratoriumuntuk dibereskan).
3.     Membuat laporan sementara hasil praktikum segera terutama cacat semua data yangdiperlukan untuk pembuatan laporan lengkap (nama alat/bahan, spesifikasi, batchnumber, serial number, gambar skets dan ukuran indikasi cacat yang ditemukan selama praktikum).

ANALISA
White          Light Intensity                         = 1450 lux/fc
Ambient White Light                                 = 280   lux/fc
Dari gambar diatas terlihat bahwa terdapat cacat pada daerah las-lasan. Jumlah cacat yang kami temukan adalah dua buah.
 Cacat yang pertama (no.1 pada gambar diatas ) merupakan cacat linear yang mempunyai panjang 2 mm. Berdasarkan acceptance standards maka cacat ini masih bisa diterima karena ukurannya yang kecil.
Caat yang kedua (no.2 pada gambar diatas) juga merupakan cacat linear dan mempunyai panjang 20 mm. Berdasarkan acceptance standards maka cacat ini tidak dapat diterima (rejected) karena ukurannya termasuk pada ukuran yang tidak disyaratkan .


KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa terdapat discontinuity pada material yakni berupadiscontinuity garis (linear) yang memanjang pada permukaan material .
Pada percobaan ini kami menemukan 2 discontinuity pada permukaan material yaitu :
1. Diskontinuity liniear dengan p= 2 mm
2. Diskontinuity rounded dengan p= 20 mm
          Hasil dari discontinuity didapatkan :
1. flaw no.1 = diterima (accepted)
2. flaw no.2 = ditolak (rejected)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar